Sabtu, 04 Mei 2013

Hukum Ohm - Pengertian, Rumus & Contoh

Apa Itu Hukum Ohm?

Pada dasarnya, dalam rangkaian tertutup, akan ada aliran arus listrik. Di mana arus listrik beredar karena perbedaan potensi antara dua titik dalam suatu pengantar. Misalnya pada televisi, senter, radio, dan lainnya.

Peralatan tersebut bisa menyala atau berfungsi jika ada aliran listrik yang bersumber dari tegangan yang dihubungkan dengan peralatan itu sendiri, sehingga akan menghasilkan beda potensial.

Hukum ohm merupakan salah satu ilmu dasar dari elektronika. Ilmu yang satu ini sangat berguna untuk membantu kita dalam menghitung arus, tegangan, atau resistansi dari suatu rangkaian listrik. Dimana hukum ohm menyatakan hubungan antara matematis dan arus, tegangan, dan juga resistansi jaringan. 

Nama dari hukum tersebut diambil dari seorang ahli fisika dan juga matematika asal Jerman bernama Georg Simon Ohm. 

Ohm adalah orang pertama yang meneliti hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial di sebuah penghantar. 

Pada penelitian tersebut, Ohm menemukan hubungan yang matematis antara kuat arus listrik dan beda potensial, yang pada akhirnya dikenal dengan nama Hukum Ohm.

Diketahui bahwa semakin besar beda potensial yang muncul, maka kuat arus yang mengalir akan semakin besar juga. 

Besarnya perbandingan antara beda potensial dan kuat arus listrik selalu sama atau konstan. Sehingga beda potensial setara dengan kuat arus (V ~ I). 

Jika dilihat secara matematis, bisa dituliskan bahwa V = m x l, m merupakan konstanta perbandingan antara beda potensial dan kuat arus.

Salah satu rumus yang menggambarkan Hukum Ohm yaitu berbunyi, “arus yang mengalir di suatu penghantar sebanding dengan beda potensial yang ada di antara ujung-ujung penghantar dengan syarat suhunya tetap atau konstan.

Di dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita akan menemukan sebuah alat listrik yang bertuliskan 220 V/2 A. Tulisan tersebut ditulis bukan tanpa adanya tujuan. 

Di mana tujuan dari adanya tulisan tersebut adalah untuk menginformasikan bahwa alat listrik itu akan bekerja secara optimal dan lama lama jika dipasang dengan tegangan 220 V dan kuat arus 2 A. 

Lalu, bagaimana jika dipasang di tegangan yang lebih tinggi ataupun lebih rendah? 

Misalnya saja, ada dua lampu yang ada tulisannya 220 V/2 A, masing-masing dipasang di tegangan 440 V dan 55 V. 

Maka apa yang akan terjadi?

Untuk lampu yang dipasang pada tegangan lebih besar, maka akan mengakibatkan lampu akan bersinar lebih terang namun tidak tahan lama.

Sementara untuk lampu yang dipasang pada tegangan arus yang lebih rendah, maka akan mengakibatkan lampu menjadi redup. 

Oleh sebab itu, kamu harus selalu memperhatikan petunjuk dalam menggunakan alat-alat listrik.

Pengertian Hukum Ohm

Menurut Wikipedia, Hukum Ohm adalah arus listrik yang sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan resistensi.

Sedangkan menurut Kamus Collins, Hukum Ohm adalah prinsip arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor yang sebanding dengan beda potensial. 

Namun suhu tetap bernilai konstan. Konstanta proporsional merupakan resistansi dari konduktor.

Persamaan Hukum Ohm dan rumus Hukum Ohm menggambarkan mengenai bagaimana arus mengalir melalui material apa saja saat tegangan diberikan. 

Satu hal yang perlu kamu ingat yaitu perbedaan antara resistensi rendah dan resistensi yang tinggi. 

Sebuah kabel listrik ataupun konduktor lain mempunyai resistensi rendah, hal tersebut berarti bahwa arus akan mengalir dengan mudah. 

Sebaliknya, apabila resistensi tinggi, maka arus akan sulit untuk mengalir.

Pengertian Hukum Ohm di atas tidak akan membantu banyak jika kita tidak mengetahui variabel apa yang kita gunakan, apa persamaannya, dan bagaimana cara menggunakannya. 

Jika berdasar pada Kamus Inggris Amerika, Hukum Ohm mempunyai rasio yang sebanding dengan arus yang ada di dalam rangkaian dc yang diberikan tegangan dan berbanding terbalik dengan resistensi. 

Tak hanya dc saja, Hukum Ohm juga berlaku untuk rangkaian ac.

Hukum Ohm biasanya digambarkan dengan grafik hubungan linear antara tegangan (V) dan arus (I) di dalam rangkaian listrik. 

Kita bisa membayangkan bagaimana bentuk Hukum Ohm dengan ilustrasi pipa.